Pada tahun 1925 Pemerintahan Kolonial Belanda memberikan keleluasaan kepada kabupaten Majalengka untuk mengatur kebijaksanaan pemrintahan sendiri,praturan tsbt tertuang dalam Staatsblaad no.396.Salah satu isi staatsblad itu adalah soal penerangan jalan ( N.Kartika ) .Ada photo terbitan berita Belanda taun 1947 tentang instalasi listrik yg berhasil dihancurkan pejuang Majalengka,sentral atau gardu induk ini berada di pinggir jalan sekitar Leuwiseeng,sampai sekarang penduduk sekitar menamakan tempat itu dgn sebutan sentral.Menurut keterangan orang tua dulu sebenarnya gardu induk seperti ini ada dua,satunya dekat Markas Militer Marsose yg kini jadi KODIM Tonjong..sama sudah tidak tersisa lagi.Selain Sentral yg terdapat dipinggir kota Majalengka ada satu yg masih tersisa dari instalasi listrik jaman Kolonial yaitu rumah traffo atau Krachtstesen kota..memang sudah kosong tanpa traffo didalamnya,tapi rumah nya masih ada masih kokoh terbuat dari plat besi tebal dengan ukuran tinggi,lebar,dan panjang sekitar 100 cm.Pastinya trafo didalamnya kalo masih ada juga sudah tdk bisa dipakai lagi karena dulu voltase nya beda dgn jaman sekarang ,dulu 110 v sekarang sudah 220 v.
Bekas rumah gardu listrik kota ini berada di pinggir jalan Utama perempatan jl Emen Slamet dan Jl Satari dulu perempatan jalan ini disebut Permpatan Pajagan dimana disitu terdapat gada gada kota dan ada dua orang atau lebih tentara Belanda selalu menjaga dan memeriksa siapa saja yg masuk kota Majalengka ,,Pajagan tempat Penjagaan.!!, mungkin demikian.Rumah Trafo kota ini kini makin terpojok dan tak terawat,penuh karat namun masih kuat.Jika waktu sore datang tertutup tenda warung sate Madura dan menemani mas Ipul jualan sampe malam.
Jika benar benda ini sisa instalasi listrik jaman kolonial Belanda 1925 sepatutnya kita jaga jangan sampa hilang atau dirusak.



Tidak ada komentar:
Posting Komentar