Ada makam Cina kuno di satu hutan di Kelurahan Munjul,sekira 2 km ke arah selatan dari kantor kelurahan Munjul.Tidak ada yg tahu siapa dan tahun berapa makam tsbt.Kalo dilihat dari tampilan Bong Pay ( nisan ) makam nya sepertinya memang bukan puluhan tahun lagi mungkin sudah lebih dari seratus taun umur makam cina itu.Sebagian badan Bong Pay sudah terkubur dalam ,tulisannya Huruf Cina semua,tidak ditemukan huruf atau angka latin unutuk menunjukan nama dan kapan makam itu dibuat.Asumsi sementara makam cina itu adalah seorang pemilik tanah atau hutan yg tinggalnya mungkin di sekitar Munjul.
Seperti yg kita ketahui pada jaman dulu pemerintah kolonial Belanda memberikan kesempatan kpd orang cina untuk menjadi agen disegala bidang usaha misalnya agen gula,garam dll,bahkan pada awal abad 17 orang cina diberikan hak pengolahan tanah untuk disewakan kpd pribumi,hal itu mengakibatkan orang cina jaman dulu banyak yh memiliki tanah tanah yg luas.Sebenarnya populasi orang Cina di jaman kolonial bisa dsbt lambat pertumbuhannya,karena mkn dsbbkan oleh adanya peraturan Pemerintah yg dibuat gubernur jendral Van der Capellen tg 9 Januari 1821 yg dsbt Passenstelsel,bahwa bagi orang asing yg bepergian harus membawa pas jalan atau surat jalan jika tidak maka akan didenda ( staatsblaad 1821, no 4 dan 6 ,Hardjasaputra,2002 ).Pada tahun 1867 jumlah penduduk Cina di kota Majalengka hanya 248 orang ( sumber P.Bekker 1870 ).
Di Hutan ini ada satu makam yg masih utuh di depannya lagi ada satu patok yg kemungkinan bukan makam orang.Biasanya satu makam didampingi satu cungkup yg isinya barang barang kesukaannya waktu hidup,di sebelah utaranya lagi ada susunan batu yg berbentuk makam juga namun tanpa Bong Pay.Bisa juga di tempat ini dulunya makam keluarga pemilik tanah ini..
Wallohualam.
Semoga nanti bisa terkuak misteri siapa sebenarnya yg dimakamkan di hutan yg cukup jauh dari rumah penduduk ini..
Setidaknya ada yg bisa membaca Bong Pay makamnya.
BONG RAJAGALUH.
( Keluarga "Tan " ).
Komplek pemakaman Cina ini letaknya di Rajagaluh Lor tepatnya di blok Kukulu .Ada sekitar 8 makam yg masih utuh walaupun tidak semuanya jelas tulisan di Bongpaynya.Ada satu Bong yg menarik perhatian kami yaitu satu nama yg bernama Tan Lim Nio.Kalo dikihat dari nama depannya ini mungkin yg bermarga Tan.Seperti Bong yg terdapat di Munjul ada masukan juga bahwa ada nama depan Tan .Jadi inget waktu berkunjung ke Klenteng Majalengka bahwa yg mendirikan Klenteng tertua di Kabupaten Majalengka adalah Tan ( Sui Lan ?) maaf jika salah,yg dibangun tahun 1803.
Apakah nama mereka saling berhubungan kerabat ?.Pertanyaan ini lagi lagi semakin menarik jika kita hubungkan lagi dengan seorang saudagar kaya pengusaha gula di Cirebon yang pernah diberi pangkat Mayor oleh VOC yaitu Mayor Tan Tjin Kie..!!
Pangkat Mayor disini bukan kepangkatan militer namun sbg jenjang kedudukan prestise bagi orang Cina di pulau jawa.Mayor pangkat paling tinggi mebawahi Kapten dan Letnan,tujuannya hanya untuk mengatur dan mengamankan segala urusan dalam lingkunngan komunitas Cina itu sendiri.Mayor Tan Tjin Kie atau lebih dikenal dgn sebutan Babah Tjin Kie lahir 1853 dan meninggal 1919, waktu pemakamannya diaelenggarakan secara mewah sekali dana yg dihabiskannya pun lumayan besar yaitu sekitar 70.000 gulden setara dgn 10 kg emas atau kalo dirupiahkan sebanyak 5 milyar ini menurut keterangan putranya yg bernama Tan Go Hok yg ditulis dalam buku Druk en Chics van G Kolf & Co Batavia 1919.
Jika mereka adalah satu keluarga bisa kita simpulkan otang Cina yg berada di Rajagaluh dan Majalengka khususnya yg di Munjul adalah keluarga para pengusaha besar dan bisa jadi mereka datang ke Majalengka awal mulanya dari Cirebon yg difasilitasi oleh Belanda .Fasilitas ini salah satunya adalah diberinya kebebasan untuk menjadi agen perdagangan apakah itu gula,garam ,dan hasil bumi lainnya. O..iya ada satu lagi masukan dari salah satu anggota Grumala Kang Budiyanto Abirama kebetulan pernah bertemu dgn seorang keturunan cina yg berada di Jakarta yaitu Nyonya Santi Nurhandayani ( Tan Tek Nio ) ,katanya leluhurnya ada tiga orang berasal dari Majalengka : Singapati,Wangsapati dan Candrapati.Tadinya saya agak bingung dgn ketiga nama itu,tidak mirip nama cina,tapi setelah ditelusuri ternyata memang ada nama Candrapati di Bong Majalengka Kulon,dan nama itu adalah nama inisial atau istilahnya Landihan ,dan Candrapati adalah masih satu kerabat dgn pendiri Klenteng Majalengka Tan Sui Lan Konon menurut O Mbeng pengurus klenteng Majalengka bahwa Tan Sui Lan diberi gekar setara Tumenggung oleh Kesultanan Kanoman Cirebon,apakah nama Candrapati juga pemberian Kanoman..??
semakin menarik....!!






Maaf apa ada foto yg lebih jelas? Baris paling kanan itu berisi informasi waktu pembuatan makam, hanya terbaca huruf 大清 (Dinasti Qing) yg berarti makam dibuat tahun 1911 ke belakang, kalo hurufnya jelas bisa diketahui lebih detail. makam seorang laki laki seperti bermarga 王 (ong). berasal dari 永定 (Yong Ding,Fujian)
BalasHapus