S
|

Watterleideng
Bedrift, kemungkinan besar merujuk pada nama sebagai tempat penampungan air
lain yang belum terungkap, tetapi yang sudah pasti adalah adanya
Watterleideng (penampungan air bersih)
di Pantan Cigowong Desa Ganeas (Gambar 15). Watterleideng yang diresmikan pada
2 November 1936 itu juga konon bersamaan dengan ulang tahun Ratu Wilhelmina.
Pantan Cigowong
lokasinya cukup jauh dari akses jalan raya. Namun pemilihan tempat ini rupanya
tepat adanya karena sumber air di Pantan Cigowong ini cukup melimpah, yang airnya
jernih dan sejuk. Perjalanan menuju Pantan Cigowong cukup jauh dan hanya dapat dilakukan
dengan berjalan kaki. Tidak ada akses jalan untuk kendaraan baik roda dua
sekalipun. Satu-satunya cara adalah dengan menyusuri jalan setapak di sepanjang
jalur saluran irigasi.
Tembok
bendungan watterleideng ini masih tampak berdiri kokoh kendati
dibangun lebih dari delapan dasawarsa yang lalu. Warisan pembangunan zaman
Belanda ini rupanya dimanfaatkan pula oleh pemerintah sekarang sebagai sumber
pengairan.


Pada tahun 1970,
melalui program PU Infrastruktur Pedesaan dibuatlah terowongan saluran air yang
mengalirkan air dari Pantan Cigowong ke sawah-sawah di sekitar Desa Ganeas. Pada
bulan November 1971, terowongan ini selesai pembangunannya dan airnya mengalir
ke sawah-sawah masyarakat (Gambar 16).
Menurut keterangan salah seorang warga
setempat, Pak Eman (70 tahun) menerangkan bahwa Dinas PU mengamanahi ayahnya
yang bernama Pak Askim, untuk mencari orang yang sanggup membuat terowongan
menembus gunung yang panjangnya 150 meter. Akhirnya Pak Askim menemukan orang
yang sanggup melakukannya yaitu Pak Maksum yang berasal dari Selaawi
Bantarujeg. Dengan dibantu oleh 8 orang temannya, yang menggunakan peralatan
sangat sederhana, pekerjaan besar pun dimulai sampai selesai.
Pekerjaan
membuat terowongan oleh tim kecil itu dimulai dengan membaginya menjadi dua
kelompok. Pekerjaan dimulai dengan menggali dari kedua titik terluar gunung
yang nantinya akan bertemu di titik tengah terowongan.
Teknologi
sederhana untuk menentukan bagian mana yang harus digali adalah hanya dengan
mengandalkan lampu petromak. Dengan teori sederhana, sorot cahaya lampu selalu
lurus maka lampu petromak berfungsi sebagai ukuran menentukan titik gali. Dari
bagian hulu dan hilir dilakukan dengan cara yang sama. Tidaklah heran karena menggunakan
peralatan dan teknologi sederhana, maka ketika di titik tengah pertemuan saluran,
terdapat perbedaan setengah meter dari titik temu yang seharusnya. Itulah sebabnya
di tengah titik temu ada “curugan” sekitar setengah meter untuk menyambungkan
saluran dari hulu dan hilir.
Pekerjaan
membuat terowongan ini selesai dalam waktu 3 bulan. Pak Maksum dan
teman-temannya berhasil mengalahkan pengapnya udara dalam terowongan sepanjang
150 m dan tinggi 80 cm, menghindari kemungkinan bertemu dengan batu besar yang
akan mempersulit penggalian, menyelesaikan dalam waktu tiga bulan, selamat
tanpa ada kecelakaan apa pun, mulus dan menghasilkan terowongan air yang
terbentang lurus dari hulu ke hilir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar