P
|
emerintah Hindia Belanda
memberlakukan struktur birokrasi ganda, sehingga ada struktur birokrasi dengan
bupati sebagai pejabat paling tinggi dan ada birokrasi Belanda dengan Gubernur
Jenderal sebagai pejabat paling tinggi. Untuk level Kabupaten, ada pejabat yang kedudukannya sama dengan bupati yaitu Asisten
Residen (AR). Asisten Residen adalah pegawai negeri tertinggi di suatu afdeling pada masa
penjajahan Belanda. Tiga sampai lima afdeling membentuk karesidenan, yang
dikepalai oleh Residen, yang juga atasan langsung Asisten Residen. Bupati adalah kepala
setempat yang bekerja sama dengan Asisten Residen, begitupun juga melalui otoritas atas penduduk
melalui pengakuan mereka yang tak dapat dihindari. Mereka berdua adalah pamong
praja, namun pejabat orang Eropa, yang akhirnya bertanggung jawab atas
berbagai macam urusan di seluruh masalah; bupati dan bawahannya, harus
menampakkan diri pada penduduk sebagai penguasa.
Demikian juga Kabupaten Majalengka, selain Bupati
Majalengka juga ada Asisten Residen Majalengka. Asisten Residen Majalengka ada
dibawah Residen Cirebon bersama dengan Asisten Residen Kuningan, Indramayu, dan
Cirebon. Biasanya Afdeeling dipegang oleh Asisten Residen yang merupakan orang
Belanda, langsung mengemban perintah dari Karesidenan Cirebon. Asisten Residen dalam
tugas dinasnya dibantu oleh
Algemen Ontvanger (semacam Kepala Bagian
Umum), para Controleur, dan Aspirant Controleur


Salah satu
sumber informasi bagi Grumala, yaitu Perry
Soejoto yang merupakan keturunan Bupati pertama Majalengka R. T.
Dendanagara. Salah seorang menantu Bupati Majalengka ke-4 Raden
Arya Adipati Soera Adi Ningrat atau Kanjeng Kiori
pernah magang pada Asisten Residen Majalengka yaitu
Raden Bei Soera Adi Wijaya. Raden Bei Soera Adi Wijaya kelahiran Majalengka, putranya Bupati Indramayu Raden
Adipati Soeranenggala.
Grumala kesulitan mencari atau menggali informsi tentang nama yang menjabat Asisten
Residen Majalengka. Namun diperoleh
informasi ada satu nama yang
tercatat adalah J. L. Heijligers. Salah seorang
Asisten Residen, Heydenreich, terbunuh dalam perlawanan Ki Bagus Rangin.
Dalam
laporan Residen Priangan, 27 Januari 1818, dinyatakan bahwa Heyden (Heydenreich nama lengkapnya)
tertangkap di tangan pemberontak. Sang
Asisten itu-menyerbu dengan bantuan beberapa
kepala desa di sekitar Rajagaluh. Namun ia telah menjadi korban akibat
“keikhlasan”nya sendiri dalam memikul beban berat yang sangat berbahaya.
Residen juga meminta agar daerah Indramayu diperkuat. Rumah Residen di Rajagaluh dan rumah Prudant di
Banjaran dilaporkan pula telah musnah dimakan api,
kecuali opsiner hutan itu selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar