PASAR BALONG
S
|
Lokasi pasar tadi sekarang telah
bergeser ke arah timur. Dahulu berada di sebuah lokasi yang kini dibangun
menjadi komplek pertokoan. Bermula pada
bulan Januari 1951, saat itu orang Kota Kulon, sebutan bagi masyarakat yang
tinggal di wilayah Kelurahan Majalengka Kulon, untuk membeli segala barang
keperluan suka mendatangi Warung Babu Peti yang letaknya di Jalan Emen Slamet
atau dekat SLB sekarang. Oleh karena lokasinya kurang strategis, maka
pemerintah membeli sebidang tanah Eigendon
Erfacht di pinggir jalan utama (sekarang Jalan K.H. Abdul Halim). Tanah itu dibeli
dari Nyonya Oey Eng Lioe istrinya Pouw Bian Twan. Selanjutnya tanah itu dibuat
menjadi pasar. Saat itu di lokasi tersebut hampir setiap rumah memiliki kolam (“balong”)
yang terbentang dari mulai jalan utama hingga ke ujung utara Jalan Satari, maka
pasar itu dikenal dengan nama Pasar Balong.
Sejak dibuka
pada bulan Januari 1951, kegiatan jual beli di Pasar Balong terbilang ramai.
Para pedagang sudah mulai berjualan sejak pukul 3 pagi. Yang berdagang hasil
pertanian banyak yang berasal dari daerah Cibatu, Bojong dan sekitarnya.
Komoditasnya beragam, misalnya gula merah, jambu, duwet, dan lain-lain. Barang
dagangan itu dibawa dengan cara dipikul melewati sungai Cijurey. Tempat
penyeberangannya di sebelah barat Garunggang dengan menggunakan perahu getek.
Karena digunakan untuk menyeberang para pedagang yang memikul barang
dagangannya, maka tempat penyeberangan itu disebut Leuwinanggung.
Tanggal 27 Agustus tahun 2012, Pasar Balong Majalengka Kulom dibongkar dan dibangun menjadi ruko-ruko. Para pedagang
Pasar Balong dipindahkan ke Jalan Cibasale di sekitar kebun Babah Iyam yang
masih kosong. Para pedagang membuat kios-kios alakadarnya. Entah bagaimana
nasib pedagang itu jika kebun Babah Iyam tersebut dijual atau dibangun oleh
pemiliknya.
Pasar Balong,
sebuah pasar rakyat yang dibangun oleh Bupati R. Muhammad Noer Atmadibrata
tahun 1951. Sejarah telah mencatat perjalanannya dan sejarah pula yang akan
mencatat bagaimana pasar ini ke depannya. Akan tetapi menjadi pasar tumpah
seperti sekarang, ditempatkan di tempat baru, atau malah tenggelam terlindas
pasar modern? Namun apa pun adanya, Pasar Balong, adalah sebuah pasar rakyat
yang telah melekat erat di kehidupan masyarakat Kota Kulon sejak zaman “pakoang”
(Zaman old).
(Naro-Grumala, 1 Januari
2017)

(Photo Pasar Balong - Jalan Cibasale tahun 2017)

(Photo: Pasar Balong tahun 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar