Sabtu, 08 September 2018

BUNKER TONJONG

D
i pinggir sungai Cibudug yang mengalir di samping markas Kodim 0617 Majalengka yang terletak di Kelurahan Tonjong, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka, kita dapat melihat adanya lubang-lubang yang sebenarnya itu adalah bunker. Keberadaan bunker itu juga merupakan bukti sebagai salah satu tempat yang menyimpan sejarah di kota Majalengka.
Dalam buku Selayang Pandang Sejarah Majalengka yang disusun pada tahun 1980 disebutkan salah satu alasan dan tahun dimulainya pembangunan tangsi marsose Belanda yang kini menjadi Kodim Tonjong.   Kutipan   pada   buku   tersebut menuliskan,”Pada tahun 1923 dibangun tangsi marsose Belanda untuk menghadapi pergerakan rakyat Majalengka dan penumpasan Raja Lamot yang berada di Panyindangan Desa Cieurih, Onderdistrik Majalengka. Cieurih dimasukan ke Kecamatan Maja pada tahun 1963.


Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.

Related image


   



Selain fasilitas tersebut di atas, tangsi ini juga dilengkapi dengan gereja. Hingga kini bangunan yang dulu digunakan sebagai gereja itu masih ada. Namun bentuk bangunannya tidak mirip gereja seperti pada umumnya. Bentuknya hanya berupa rumah tua seperti rumah tinggal biasa yang menurut pemiliknya dulu dibeli oleh kakeknya dari seorang pendeta berkebangsaan Belanda. Rupanya di tempat inilah dulu yang dijadikan oleh marsose Belanda yang beragama Nasrani untuk beribadah. Sebenarnya tidak semua marsose merupakan orang Belanda atau Eropa. Ada sebagian yang berasal dari Ambon, Flores, Madura dan Jawa.
Dibangunnya bunker tersebut tadi, meski tak ada keterangan yang menyebutkan tahunnya secara pasti, setidaknya ada dua asumsi terkait hal itu. Mungkin bunker itu dibangun bersamaan dengan pembangunan fasilitas tangsi militer itu sebagai bunker pertahanan dan pengawasan. Bahkan tak hanya berfungsi sebagai pertahanan dan pengawasan saja, bunker itu juga disinyalir menjadi tempat tahanan bagi yang dianggap membahayakan kedudukan pemerintah kolonial Belanda. Kemungkinan bunker itu dibangun lebih awal, atau ketika masa Perang Dunia I bersamaan dengan pembangunan benteng pertahanan Gunung Koentji Sumedang yang dibangun pada tahun 1917.
Di dalam bunker tersebut terdapat empat pintu goa, yang mana setiap goa memiliki ukuran yang sama kurang lebih 5 X 5 meter dengan memiliki dinding dan lantai yang terbuat dari  tembok, begitu pula bagian atas atau langit - langitnya. Pintu bunker ini terbuat dari plat besi yang kokoh dan terdapat celah untuk mengintai.
Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia. Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.
Setiap dua goa di bagian tengah antara goa terdapat pintu penghubung yang terbuat dari pelat besi dengan ukuran lebar sekitar 1,5 meter dan tinggi 2 meter.  Goa satu dengan goa dua saling berhubungan, dan kalau setelah masuk lurus dan mentok lalu belok masuk ke goa berikutnya, sementara untuk goa tiga berhubungan dengan goa keempat dengan bentuk bangunan yang sama persis seperti goa satu dan goa dua.
Salah satu bunker yang berada di bagian belakang markas (tangsi) Kodim ukurannya lebih kecil dan bentuknya mirip dengan sel tahanan bawah tanah (Gambar 5.). Sel tahanan ini begitu menyeramkan. Dari mulut bunker, jika kita berjalan terus akan menemui lorong sempit berkelok dan sepertinya sengaja dibuat agak menurun supaya air dapat tergenang untuk menyiksa tahanan di dalamnya.
Bunker kecil itu hanya memiliki satu pintu sehingga keadaan di dalamnya sangat sempit, pengap dan tergenang air. Lorong di dalamnya memiliki lebar sekitar satu meter dengan tinggi kurang dari dua meter. Orang yang masuk ke dalamnya harus berjongkok.
Ada satu lubang di atas langit-langit lorong yang berkelok ini, yang ukuran lubangnya juga kecil, hanya dapat masuk telapak tangan saja. Entah fungsi lubang itu untuk lubang angin atau lubang cahaya, yang jelas jika hujan, air masuk ke dalamnya dan menggenangi ruangan. Kondisi ruangan yang tergenang air itu membuatnya cukup berbahaya karena dapat saja ada ular, pecahan kaca atau beling dan bahkan dapat jadi masih ada sisa bom yang tertingal di dalamnya seperti yang pernah diungkapkan oleh Bapak Letkol Priyandi Komandan Kodim saat itu.



Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.

  



Gambar mungkin berisi: rumah, langit dan luar ruangan     Tidak ada teks alternatif otomatis yang tersedia.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar