Minggu, 02 September 2018

GEDONG AR MAJALENGKA

P
emerintah Hindia Belanda memberlakukan struktur birokrasi ganda, sehingga ada struktur birokrasi dengan bupati sebagai pejabat paling tinggi dan ada birokrasi Belanda dengan Gubernur Jenderal sebagai pejabat paling tinggi. Untuk level Kabupaten, ada pejabat yang kedudukannya sama dengan bupati yaitu Asisten Residen (AR). Asisten Residen adalah pegawai negeri tertinggi di suatu afdeling pada masa penjajahan Belanda. Tiga sampai lima afdeling membentuk karesidenan, yang dikepalai oleh Residen, yang juga atasan langsung Asisten Residen. Bupati adalah kepala setempat yang bekerja sama dengan Asisten Residen, begitupun juga melalui otoritas atas penduduk melalui pengakuan mereka yang tak dapat dihindari. Mereka berdua adalah pamong praja, namun pejabat orang Eropa, yang akhirnya bertanggung jawab atas berbagai macam urusan di seluruh masalah; bupati dan bawahannya, harus menampakkan diri pada penduduk sebagai penguasa.
Demikian juga Kabupaten Majalengka, selain Bupati Majalengka juga ada Asisten Residen Majalengka. Asisten Residen Majalengka ada dibawah Residen Cirebon bersama dengan Asisten Residen Kuningan, Indramayu, dan Cirebon. Biasanya Afdeeling dipegang oleh Asisten Residen yang merupakan orang Belanda, langsung mengemban perintah dari Karesidenan Cirebon. Asisten Residen dalam tugas dinasnya dibantu oleh Algemen Ontvanger (semacam Kepala Bagian Umum), para Controleur, dan Aspirant Controleur

Gambar mungkin berisi: satu orang atau lebih dan luar ruangan






Salah satu sumber informasi bagi Grumala, yaitu Perry Soejoto yang merupakan keturunan Bupati pertama Majalengka R. T. Dendanagara. Salah seorang menantu Bupati Majalengka ke-4 Raden Arya Adipati Soera Adi Ningrat atau Kanjeng Kiori pernah magang pada Asisten Residen Majalengka yaitu Raden Bei Soera Adi Wijaya. Raden Bei Soera Adi Wijaya kelahiran Majalengka, putranya Bupati  Indramayu Raden Adipati Soeranenggala.
Grumala kesulitan mencari atau menggali informsi tentang nama yang menjabat Asisten Residen Majalengka. Namun diperoleh informasi ada satu nama yang tercatat adalah J. L. Heijligers. Salah seorang Asisten Residen, Heydenreich, terbunuh dalam perlawanan Ki Bagus Rangin.
Dalam laporan Residen Priangan, 27 Januari 1818, dinyatakan bahwa Heyden (Heydenreich nama lengkapnya) tertangkap di tangan pemberontak. Sang Asisten itu-menyerbu dengan bantuan beberapa kepala desa di sekitar Rajagaluh. Namun ia telah menjadi korban akibat “keikhlasan”nya sendiri dalam memikul beban berat yang sangat berbahaya. Residen juga meminta agar daerah Indramayu diperkuat. Rumah Residen di Rajagaluh dan rumah Prudant di Banjaran dilaporkan pula telah musnah dimakan api, kecuali opsiner hutan itu selamat.







  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar