Selasa, 04 September 2018

GANG PAYUNG

Bukan hanya sekedar nama. 
Gang Payung kelurahan Cicurug kecamatan Majalengka,dulunya memang sentra produksi payung. Beragam jenis payung dibuat disini,antara lain payung geulis,payung agung. 
Pertengahan bulan romadhon kemarin Grumala berkesempatan mengunjungi salah seorang pengrajin,yaitu pak Musa. Menurut pa Musa,sekarang tinggal dirinya yang masih setia membuat payung geulis. Sebetulnya ada seorang lagi yang masih membuat payung yaitu kakak perempuannya. Tapi kakaknya itu hanya membuat jenis payung untuk keperluan upacara kematian,yaitu payung kecil yang terbuat dari kertas tipis yang mudah rusak.
Payung buatan pak Musa dan kakaknya ini banyak diminati oleh warga kabupaten Sumedang. Oleh karena itu penjualannyapun lebih banyak bergantung pada pesanan warga kabupaten Sumedang.
Payung buatan pak Musa ini terbilang unik,dibuat dari bahan-bahan alakadarnya,yaitu antar lain kertas bekas kantung semen,bambu,kayu,lem dan cat kayu aneka warna.
Menurut pak Musa jaman dulu bahan2nya lebih sederhana lagi. Contohnya untuk pengecatan bahan catnya dibuat sendiri yaitu dari batu puru yang dihaluskan dicampur minyak pernis. Sedangkan lem untuk merekatkan kertas dibuat dari buah tanjung atau buah kesemek yang masih muda,ditumbuk dan diperas. Air perasan itulah yang dijadikan lem.
Tampilan payung buatan pak Musa cukup menarik. Bentuknya kecil mungil cukup untuk berteduh satu orang. Bagian luarnya berhiaskan lukisan aneka flora dan fauna yang menyegarkan mata.
Bentuk payung yang mungil dan warna-warni lukisannya yang menarik,sangat cocok untuk dijadikan cindera mata. Apalagi harganya terbilang relatif murah sekitar 75ribuan.
Ayo saudara-saudara yang lagi mudik,sebelum kembali ke kota mampirlah dulu ke gang Payung. Belilah payung buatan pak Musa untuk buah tangan...

(Andi, 26 Juni 2017)

 Gambar mungkin berisi: pohon, langit, tanaman dan luar ruangan

Gambar mungkin berisi: 2 orang, termasuk Andi Iman Wandi, orang tersenyum, orang berdiri 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar