Selasa, 04 September 2018

PASAR BALONG

PASAR BALONG

S
elain pasar Sindangkasih, nama resmi Pasar Cigasong, ada satu lagi pasar di kota Majalengka. Pasar ini terletak di Jalan  Cibasale, meski tak besar, namun hingga kini tetap bertahan menjadi tempat masyarakat melakukan kegiatan jual beli khususnya bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Kelurahan Majalengka Kulon.
Lokasi pasar tadi sekarang telah bergeser ke arah timur. Dahulu berada di sebuah lokasi yang kini dibangun menjadi komplek pertokoan.  Bermula pada bulan Januari 1951, saat itu orang Kota Kulon, sebutan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah Kelurahan Majalengka Kulon, untuk membeli segala barang keperluan suka mendatangi Warung Babu Peti yang letaknya di Jalan Emen Slamet atau dekat SLB sekarang. Oleh karena lokasinya kurang strategis, maka pemerintah membeli sebidang tanah Eigendon Erfacht di pinggir jalan utama (sekarang Jalan K.H. Abdul Halim). Tanah itu dibeli dari Nyonya Oey Eng Lioe istrinya Pouw Bian Twan. Selanjutnya tanah itu dibuat menjadi pasar. Saat itu di lokasi tersebut hampir setiap rumah memiliki kolam (“balong”) yang terbentang dari mulai jalan utama hingga ke ujung utara Jalan Satari, maka pasar itu dikenal dengan nama Pasar Balong.
Sejak dibuka pada bulan Januari 1951, kegiatan jual beli di Pasar Balong terbilang ramai. Para pedagang sudah mulai berjualan sejak pukul 3 pagi. Yang berdagang hasil pertanian banyak yang berasal dari daerah Cibatu, Bojong dan sekitarnya. Komoditasnya beragam, misalnya gula merah, jambu, duwet, dan lain-lain. Barang dagangan itu dibawa dengan cara dipikul melewati sungai Cijurey. Tempat penyeberangannya di sebelah barat Garunggang dengan menggunakan perahu getek. Karena digunakan untuk menyeberang para pedagang yang memikul barang dagangannya, maka tempat penyeberangan itu disebut Leuwinanggung.
Tanggal 27 Agustus tahun 2012, Pasar Balong Majalengka Kulom dibongkar dan dibangun menjadi ruko-ruko. Para pedagang Pasar Balong dipindahkan ke Jalan Cibasale di sekitar kebun Babah Iyam yang masih kosong. Para pedagang membuat kios-kios alakadarnya. Entah bagaimana nasib pedagang itu jika kebun Babah Iyam tersebut dijual atau dibangun oleh pemiliknya.

Pasar Balong, sebuah pasar rakyat yang dibangun oleh Bupati R. Muhammad Noer Atmadibrata tahun 1951. Sejarah telah mencatat perjalanannya dan sejarah pula yang akan mencatat bagaimana pasar ini ke depannya. Akan tetapi menjadi pasar tumpah seperti sekarang, ditempatkan di tempat baru, atau malah tenggelam terlindas pasar modern? Namun apa pun adanya, Pasar Balong, adalah sebuah pasar rakyat yang telah melekat erat di kehidupan masyarakat Kota Kulon sejak zaman “pakoang” (Zaman old).
(Naro-Grumala,  1 Januari 2017)


(Photo Pasar Balong - Jalan Cibasale tahun 2017)

Gambar mungkin berisi: langit dan luar ruangan
(Photo: Pasar Balong tahun 2012)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar